HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG NEONATUS RSUD. DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2020

  •  Siska Delvia STIKES Al-Ma'arif Baturaja
  •  Muhammad Hasan Azhari STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Abstrak

Hiperbilirubin merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin dua standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari Persentil 90.Metode penelitian menggunakan survey analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang dirawat di Ruang Neonatus RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Checklist.Dari analisa univariat didapatkan Dari 39 responden yang mengalami hiperbilirubinemia sebanyak 12 responden (30,8%) yang mengalami Hiperbilirubinemia dan 27 responden  (69,2%) yang tidak mengalami Hiperbilirubinemia dan terdapat 28 responden (71,8%) dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir normal dan 11 responden (28,2%) dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir tidak normal. Dari analisa Bivariat didapatkan ada hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Hiperbilirubinemia dengan nilai p value 0,017. Kesimpulan: Ada hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Hiperbilirubinemia di RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja tahun 2020. Saran: Petugas kesehatan aktif melakukan kunjungan ke rumah khususnya pada ibu yang sedang hamil sehingga dapat memecahkan masalah dalam mengatasi  hiperbilirubinemia.

 

 

Hiperbilirubin an increase in plasma levels of bilirubin two standard deviations or more than the levels expected based on the age of the baby or more than 90 percentile. Methods: using cross sectional analytical survey. The population in this study were all infants who were treated at the Space Neonatal Hospital Dr Ibnu Sutowo Balfour. The sampling technique uses accidental sampling method. Instruments in this study using Checklist. Results: Of the univariate analysis obtained Of the 39 respondents who experienced hyperbilirubinemia as many as 12 respondents (30.8%) who had hyperbilirubinemia and 27 respondents (69.2%) who did not have hyperbilirubinemia and there are 28 respondents (71.8%) by weight Newborn Agency normal and 11 respondents (28.2%) with weight Newborns are not normal. From Bivariate analysis found no association Weight Newborns with hyperbilirubinemia with p value 0,017. Conclusion: There is a relationship Weight Newborns with hyperbilirubinemia in Hospital Dr. Ibn Soetowo Baturaja 2016. Advice: Health workers active home visits, especially in women who are pregnant so that they can solve the problem in dealing with hyperbilirubinemia.

Referensi

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi) Jakarta; Rineka Cipta
Al-Ma’arif, 2016. Buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Ana. 2015. Hiperbilirubin pada bayi baru lahir- Jenis dan penyebab. Diakses 4/1/2016
Hidayat, Alimul Azis. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Handayani. 2011. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Hiperbilirubinemia pada Neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bnadung. Bandung
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesi 2014. Jakarta: Kemenkes
Maulidiya 2013. Laporan Pendahuluan: Hiperbilirubin pada Neonatus
Maulaya, dkk, 2014. Sistem imun dan hematologi Hiperbilirubin. Diakses 31/3/2016
Notoatmodjo, S. 2007. Pomosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sarwono, 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Saryono. 2011. Efektifitas fototerafi 24 jam dan 36 jam terhadap penurunan bilirubin indirect pada bayi ikterus neonatorum.
Sasmitha,dkk, 2015. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak dengan Hiperbilirubin. Diakses 31/3/2016
Tanzami. 2013. Gambaran faktor resiko Ikterus Neonatorum pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013.
Yudhi. 2011. Ikterus Neonatorum.Diakses 22/2/2016
Diterbitkan
2022-03-30